Doran Corporate – Kehadiran drone saat ini sudah membantu banyak industri untuk menyelesaikan kebutuhannya dengan cepat, salah satunya adalah pemetaan yang seringkali membutuhkan survei lahan hingga proyek konstruksi. Untuk memaksimalkan hasil pemetaan, simak beberapa cara melakukan pemetaan menggunakan drone dengan benar di artikel berikut!
Cara Melakukan Pemetaan Menggunakan Drone
Pemetaan dengan drone kini menjadi metode yang populer karena proses dalam mengumpulkan data bisa dilakukan dengan cepat dan akurat. Berikut adalah beberapa cara melakukan pemetaan menggunakan drone yang dapat Anda ikuti.
1. Merencanakan Penerbangan dengan Baik
Cara melakukan pemetaan menggunakan drone yang pertama adalah merencanakan penerbangan secara detail. Anda perlu memilih drone yang sesuai dengan proyek seperti DJI Phantom Series atau DJI Mavic Pro Series untuk hasil yang lebih maksimal.
Selain itu, Anda juga dapat menentukan aplikasi pendukung yang digunakan saat proses pemetaan. Misalnya, menggunakan aplikasi dari pabrikan seperti DJI Terra, DJI FlightHub, atau memilih aplikasi pihak ketiga yang kompatibel dengan format SHP maupun KML.
2. Cakupan Area yang Lebih Luas
Selanjutnya adalah memastikan bahwa area yang Anda petakan memiliki cakupan lebih luas dari target sebenarnya. Karena algoritma pemetaan drone memerlukan banyak data untuk menghasilkan gambar udara yang akurat dan medan 3D yang detail.
Misalnya, jika Anda ingin memetakan properti seluas 10 hektar, buatlah kotak cakupan autopilot 15 meter lebih besar dari area target. Tujuannya adalah untuk memastikan garis penerbangan meluas hingga ke tepi area sehingga semua detail dapat diambil dengan baik.
Baca juga: 5 Tips Memilih Drone untuk Pemetaan Proyek Anda
3. Tingkatkan Overlap Antar Gambar
Setelah memastikan cakupan area yang luas, langkah berikutnya adalah meningkatkan overlap atau tumpang tindih antar gambar. Pengaturan overlap yang tepat sangat penting dalam pemrosesan fotogrametri untuk menghasilkan data yang akurat dan menghindari adanya gambar rusak dalam hasil pemetaan.
Umumnya, kebanyakan proyek pemetaan mengatur overlap sebesar 75% di depan dan 75% di sisi. Namun, jika Anda memetakan area yang banyak detail seperti hutan atau lahan pertanian, tingkatkan overlap hingga 85% untuk mendapatkan detail yang lebih jelas.
Sebaliknya, jika Anda menggunakan kamera dengan sensor besar dan berkualitas tinggi, Anda bisa mengatur overlap menjadi 65% untuk menghemat waktu penerbangan sehingga data yang didapatkan bisa lebih akurat.
4. Tentukan Ketinggian Penerbangan yang Optimal
Saat melakukan pemetaan menggunakan drone, penting untuk menentukan ketinggian penerbangan yang optimal sesuai dengan resolusi yang ditetapkan. Resolusi standar pemetaan biasanya 1 inci atau sekitar 2,5 cm dengan ketinggian antara 70 hingga 120 meter di atas permukaan tanah (AGL).
Pastikan drone berada di ketinggian yang sesuai dengan area penerbangan untuk menghindari tabrakan dengan objek di area tersebut. Namun, kembali lagi Anda harus tetap mengikuti prosedur penerbagan drone yang berlaku.
5. Gunakan Pola Penerbangan yang Sesuai
Selain ketinggian penerbangan, Anda juga dapat memilih pola penerbangan agar drone dapat bergerak secara teratur melintasi area yang dipetakan. Adapun pola yang dapat Anda coba adalah pola normal dan pola grid.
Pola normal adalah pola penerbangan yang menyerupai cara memotong rumput, di mana drone bergerak maju mundur secara linear melintasi area yang dipetakan. Pola ini sangat cocok untuk medan datar atau area yang tidak terlalu kompleks karena pengambilan gambarnya cukup mudah.
Sedangkan, pola grid adalah pengembangan dari pola normal, dimana drone akan mengulangi rute penerbangan dengan sudut 90° dari pola sebelumnya. Pola ini cocok digunakan pada area dengan struktur kompleks seperti bangunan perkotaan, atau medan yang berbukit dan bertekstur.
Baca juga: Review DJI Matrice 300 RTK, Drone Khusus Sektor Industri dan Pemetaan Anda!
6. Sesuaikan Sudut Kamera dengan Kebutuhan
Menyesuaikan sudut kamera juga menjadi salah satu cara melakukan pemetaan menggunakan drone yang dapat Anda lakukan. Sesuaikan sudut kamera dengan kondisi medan dan jenis proyek yang Anda kerjakan agar hasil pemetaan maksimal.
Untuk pemetaan yang dilakukan di area umum atau datar, Anda bisa menghadapkan kamera langsung ke bawah (nadir) untuk menangkap data secara langsung dan memastikan overlap gambar tetap optimal.
Namun, untuk medan yang curam atau saat memetakan bangunan dan objek 3D, atur sudut kamera hingga 10-15° ke arah horizontal. Karena dengan sudut miring, gambar yang dihasilkan akan lebih luas sehingga dapat memberikan perspektif yang lebih baik untuk membuat model 3D atau peta.
7. Atur Kecepatan Drone dengan Tepat
Agar mendapatkan hasil yang optimal, penting untuk mengatur kecepatan drone dengan tepat. Kecepatan terbang yang ideal tergantung pada kondisi penerbangan seperti pencahayaan dan ketinggian.
Jika terbang pada ketinggian 200 kaki atau lebih dengan pencahayaan yang baik, Anda dapat mengatur kecepatan 30 km/jam. Namun, untuk penerbangan pada ketinggian lebih rendah dari 200 kaki, disarankan untuk mengurangi kecepatan untuk menghindari blur pada gambar.
Baca juga: Fitur & Keunggulan DJI Terra: Software untuk Pemetaan Lebih Efisien
8. Pilih Waktu Penerbangan yang Ideal
Anda juga bisa memilih waktu penerbangan yang ideal saat memetakan area dengan drone. Meski terlihat sederhana, pemilihan waktu penerbangan sangat penting untuk memastikan kualitas hasil pemetaan.
Dengan begitu, Anda dapat melakukan penerbangan saat cuaca cerah seperti siang hari karena pencahayaan yang merata untuk mengurangi bayangan dan meningkatkan detail pada gambar. Hindari penerbangan di pagi atau sore hari di mana bayangan dapat mempengaruhi kualitas pemetaan terlihat kurang maksimal.
9. Gunakan Pengaturan Kamera Standar
Selanjutnya adalah memastikan pengaturan kamera dalam kondisi optimal untuk mendapatkan hasil pemetaan yang akurat. Menggunakan pengaturan standar seperti paparan otomatis sering kali menjadi pilihan terbaik karena membantu menghindari masalah under exposure atau over exposure yang dapat mempersulit proses rekonstruksi fotogrametri.
Selain itu, kecepatan rana juga dapat Anda atur lebih lambat untuk membantu pencahayaan yang diterima drone tetap optimal. Namun, perlu diingat bahwa kecepatan rana yang terlalu lambat juga dapat menyebabkan gambar menjadi blur sehingga mengurangi kualitas data yang dihasilkan.
10. Periksa Hasil Foto Sebelum DiprosesÂ
Cara melakukan pemetaan menggunakan drone yang terakhir adalah memeriksa hasil foto sebelum diproses. Tujuannya adalah untuk memisahkan gambar berkualitas dari gambar yang buram, tidak fokus, atau tidak relevan.
Foto-foto yang berkualitas tinggi akan menghasilkan model peta yang lebih baik, sebaliknya gambar yang tidak sesuai dapat memperlambat proses pemrosesan dan mempengaruhi kualitas akhir. Dengan begitu, Anda dapat memastikan keakuratan data yang digunakan untuk pengolahan seperti pembuatan orthomosaic image (3D), peta layout, dan laporan pemetaan.
Baca juga: 7 Rekomendasi Drone untuk Pemetaan Proyek
Penutup
Itulah beberapa cara melakukan pemetaan menggunakan drone yang dapat Anda ikuti. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat memanfaatkan drone untuk menghasilkan data yang lebih akurat untuk berbagai kebutuhan seperti survei lahan, perencanaan proyek, maupun keperluan lainnya.
Jika Anda mencari drone untuk pemetaan terbaik dan berkualitas, Doran Corporate menyediakan berbagai pilihan drone dengan teknologi terkini yang cocok untuk kebutuhan profesional maupun pemula. Kunjungi website Doran Corporate sekarang juga dan temukan drone terbaik untuk mendukung proyek pemetaan Anda!